Tinjauan Kerusakan Hutan Akibat Pelaksanaan Konstruksi Beton pada Pembangunan Gedung di Pontianak
Abstract
Penggunaan beton metoda dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi berpotensi menimbulkan kerusakan hutan atau maraknya penebangan liar menyebabkan luas hutan bekurang dengan cepat, dampak serius adalah pemanasan global. Saat ini isu mengenai pemanasan globa sudah semakin meluas. Banyak pihak menyerukan untuk mencegah pemanasan global dengan berbagai cara, diantaranya adalah usaha pelestarian hutan. Menurut world resource institute, 1997. Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72%. Pada tahun 1997 – 2000 Indonesia kerusakan hutan mencapai 3,8 juta hektar per tahun. Kerusakan hutan masih tetap menjadi ancaman di Indonesia. Menurut data laju deforestasi (kerusakan hutan) periode 2003-2006 yang dikeluarkan oleh Departemen Kehutanan, laju deforestasi di Indonesia mencapai 1,17 juta hektar pertahun. Ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia. Dari data ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga hutan yang terus berkurang untuk diambil kayunya. Jika penggunaan beton dimasa depan terus meningkat, pertanyaanya adalah berapa-m2 kah jumlah luas lantai yang akan dibangun dan berapa hektar-kah luas lahan yang akan dirusak. Apakah laju pertumbuhan hutan bisa mengimbangi lajunya penggunaan konstruksi beton, tentunya perlu studi lebih lanjut untuk menjawabnya. Pembangunan menunjukan pelaksanaan metoda beton konvesional berpotensi menimbulkan dampak kerusakan hutan ini dapat dilihat pada luas lantai 61,95 m2 untuk lantai satu dapat merusak hutan akibat dari penebangan untuk kepentingan pembangunan adalah seluas ± 1,2 hektar artinya ± 755 batang pohon yang harus diteban. Kedepan perlu dilakukan studi mengenai aspek ekonomi terhadap metoda pelaksanaan konstruksi beton agar dapat memberikan dorongan kepada masyarakat untuk menerapkan teknologi / metoda yang lebih ramah lingkungan. Pembangunan menunjukan pelaksanaan metoda beton konvesional berpotensi menimbulkan dampak kerusakan hutan, konvesional.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.