PERBANDINGAN UJI KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SIRTU DAN BATU SUNGAI KAPUAS HULU DENGAN SIRTU DAN BATU SUNGAI DIPECAH

  • Fiandi Fiandi Politeknik Negeri Pontianak
  • Nizar Nizar
  • wandi wandi

Abstrak

Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa bahan yang bahan pengikat dasarnya terdiri
dari kombinasi agregat halus, agregat kasar, air dan bahan tambahan yang berbeda dalam campuran tertentu. Pasir
dan kerikil merupakan bahan pengisi yang dipakai bersama bahan pengikat dan air untuk membentuk campuran
yang padat dan keras. Pasir dan kerikil yang ada di daerah Mentebah, Kabupaten Kapuas berpotensi karena mudah
didapat.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dan mengetahui nilai kuat tekan beton yang dihasilkan dari beton
dengan menggunakan sirtu dan batu sungai sebagai pengganti agregat halus dan agregat kasar dari mentebah.
Penelitian dilakukan pada benda uji silinder ukuran tinggi 30 cm, dan diameter 15 cm. Pengujian yang dilakukan
yaitu pengujian kuat tekan beton pada umur 7 hari dan 14 hari. Adapun hasil pengujian pada umur 7 hari untuk
bahan sirtu dan batu sungai tidak bisa dipakai karena tidak memenuhi prosedur. Sementara hasil pengujian pada
umur 14 hari untuk bahan sirtu dan batu sungai dengan sirtu dan batu sungai dipecah memiliki kuat tekan ratarata adalah 16 Mpa dan 21,75 Mpa.

Referensi

[1] Akbar, Nuh, dkk. 2009. Sejarah Beton dan
Perkembangannya. Depok : Universitas
Gunadarma.
[2] Husin, Sayuti. 1989. Pengantar Metodologi
Riset. Jakarta : Fajar Agung. Hal 3.
[3] Mulyono, T. 2006. Teknologi Beton. Penerbit
Andi. Yogyakarta.
[4] Tara, Raden. 2011. Pengertian Beton dan
Sejarah Beton. Depok : Academia.
[5] Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton.
Yogyakarta. Universitas Gadja Mada.
[6] SNI 03-1968-1990. 1990. Metode Pengujian
Tentang Analisi Saringan Agregat Halus dan
Kasar. Badan Standarisasi Nasional.
Bandung.
[7] SNI 03-1969-1990. 1990. Metode Pengujian
Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat
Kasar. Badan Standarisasi Nasional.
Bandung.
[8] SNI 03-1970-1990. 1990. Metode Pengujian
Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat
Halus. Badan Standarisasi Nasional.
Bandung.
[9] SNI 03-1970-1990. 1990. Metode Pengujian
Slump Beton. Badan Standarisasi Nasional.
Bandung.
[10] SNI 03-1970-1990. 1990. Metode Pengujian
Kadar Air Agregat. Badan Standarisasi
Nasional. Bandung.
[11] SNI 03-1973-1990. 1990. Metode Pengujian
Berat Isi Beton. Badan Standarisasi
Nasional. Bandung.
[12] SNI 03-1974-1990. 1990. Metode Pengujian
Kuat Tekan Beton. Badan Standarisasi
Nasional. Bandung.
[13] SNI 03-2834-2000. 2000. Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal. Badan Standarisasi Nasional.
Bandung.
[14] SNI 2493 : 2011. 2011. Tata Cara
Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton
di Laboratorium. Badan Standarisasi
Nasional. Bandung.
Diterbitkan
2023-12-29
Bagian
Articles