PERANCANGAN MANAJEMEN STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG 5 LANTAI SEKOLAH SD/SMP KRISTEN IMMANUEL KABUPATEN KUBU RAYA

  • Sucy Syahwalitya Fahdila Politeknik Negeri Pontianak
  • safitri Eka Pratami
  • syafriadi Syafriadi Politeknik Negeri Pontianak
  • Ikhwan Arief Purnama Politeknik Negeri Pontianak
Kata Kunci: cost budget plan, quality, time, human resources, occupational safety and health

Abstrak

Peningkatan sarana dan prasarana gedung sekolah sangat diperlukan karena pesatnya perkembangan di dunia pendidikan. Perencanaan bangunan sangat berpengaruh karena akan menghasilkan suatu bangunan yang memenuhi syarat kokoh, ekonomis maupun estetika agar terhindar dari kerusakan bangunan. Manajemen konstruksi menjadi solusi yang sangat tepat untuk merencanakan kebutuhan biaya, mutu, waktu, dan sumber daya manusia serta  Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Dalam Perencanaan manajemen pada bangunan Gedung Sekolah SD/SMP Immanuel Kabupaten Kubu Raya dilakukan analisa gambar kerja yang digunakan sebagai objek perencanaan manajemen terlebih dahulu. Sehingga didapatlah uraian pekerjaan dari gambar kerja untuk menganalisa manajemen biaya, manajemen mutu, manajemen waktu dengan dibuat Network Planning menggunakan metode Critical Path Methode (CPM), manajemen sumber daya manusia, dan manajemen keselamatan kesehatan kerja. Pada penulisan ini penulis menggunakan sumber data berupa data primer dan data sekunder. Data primer berupa gambar kerja dan dokumentasi lapangan, adapun data sekunder berupa Analisa Harga Satuan (AHS) 2020, rencana kerja dan syarat – syarat (RKS), peraturan Undang–undang/Permen, dan Literatur.  Berdasarkan data yang diolah, hasil akhir meliputi Rancangan Anggaran Biaya (RAB) sebesar Rp. 13.751.000.000 , Durasi waktu pekerjaan selama 228 hari, manajemen mutu proyek dibuat analisa quantity pekerjaan yang dimana terdapat spesifikasi tiap pekerjaan secara rinci dan sesuai dengan pedoman yang ada serta sesuai dengan standar, Sumber Daya Manusia (SDM) didapat hasil jumlah tenaga kerja yang paling banyak untuk pekerjaan penulangan sebanyak 88 orang dan paling sedikit pada pekerjaan pemasangan baut dan angkur, pemasangan plat 12mm dan pemasangan plat 16mm pada atap sebanyak 2 orang. Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) didapat hasil pengendalian resiko dan kebutuhan alat pelindung diri yang sudah sesuai dengan standar dan kebutuhan.

Referensi

[1] Widiasanti I, Lenggogeni. (2013). Manajemen Konstruksi, Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
[2] Hidayat, Sutanto dan Maranatha Wijayaningtyas. (2019). Manajemen Konstruksi Dalam Prespektif Administrasi Pembangunan dan Pemasaran, Surabaya:Muara Karya (Anggota IKAPI).
[3] Ahmad Zaki. (2019). Proses Manajemen Mutu..
[4] Clough dan Sears. (1991). Construction Project Management. New Jersey (US): John Willey & Sons Inc.
[5] Situmorang, D. Putri (2017). Analisa Penjadwalan Proyek Dengan Time Schedule Kurva S, Precedence Diagram Method (PDM), Dan Ranked Positional Weight Method (RPWM), Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
[6] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Tahun 2017 Tentang pusat pendidikan dan pelatihan sumber daya air dan konstruksi.
[7] Larson, E. W., & Gray, C. (2006). Manajemen Proyek - Proses Manajerial. Yogyakarta: Andi.
[8] Husen, A. (2009). Manajemen Proyek. Yogyakarta: Andi.
[9] Departemen Pekerja Umum 2017.
[10] Gray, C., & Larson, E. (2006). Project Management: The Managerial Process (3th Edition ed.). Mac Grow Hill Companies.
[11] Cristina, W. Y., dkk, 2012, Pengaruh Budaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Proyek Konstruksi, Jurnal Rekayasa Sipil/Volume 6, no. 1 - 2012 ISSN 1978 - 5658, Universitas Brawijaya Malang, Malang.
[12] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 2 Tahun 2018 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
Diterbitkan
2024-06-28
Bagian
Articles