Vokasi: Jurnal Publikasi Ilmiah
https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/vokasi
<p style="text-align: justify;">Vokasi: Jurnal Publikasi Ilmiah disingkat JV diterbitkan oleh Unit Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Politeknik Negeri Pontianak (UPPM Polnep). Terbit sejak tahun 2004 dengan p-ISSN 1693-9085 dan sejak tahun 2018 ditambah dengan e-ISSN 2621-007X, terbit dua kali dalam setahun, Juni dan Desember. Jurnal menerbitkan tulisan tentang hasil penelitian, gagasan konseptual, kajian dan aplikasi teori, tinjauan kepustakaan, dan tulisan praktis dalam bidang ilmu pengetahuan, rekayasa dan pendidikannya.</p>Politeknik Negeri Pontianaken-USVokasi: Jurnal Publikasi Ilmiah1693-9085Pengaruh Penambahan Serat Asbes Terhadap Sifat Refractory Brick Berbahan Kaolin dan Fly Ash
https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/vokasi/article/view/780
<p><strong><em>Abstract:</em></strong><em> This study aims to determine the effect of adding asbestos to the production of refractory bricks with different material compositions, namely kaolin, fly ash, asbestos and standard water. The composition of kaolin and fly ash is given in equal percentages, varying according to the mass of asbestos, 0 (%), 10 (%), 15 (%), 20 (%), 30 (%). The tests carried out are thermal conductivity and mechanical properties, where these results become parameters for determining the best composition. The results of testing the compressive strength of refractory bricks showed that 0 (%) quartz sand composition had the largest compressive strength, namely 14.40 (Mpa), the impact test results for 0 (%) asbestos fiber composition had the largest value, namely 0.084 (Joule/mm<sup>2</sup>), while the results Heat conductivity testing showed that quartz composition 30 (%) had the lowest value, namely 0.373 K(W/mC), thus the addition of asbestos fiber can reduce heat conductivity but cause a decrease in the compressive and impact mechanical properties of refractory bricks.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: Refractory bricks, refractories, kaolin, fly ash, asbestos</em></p>Dwi HandokoAzmal AzmalIyus Iyus
##submission.copyrightStatement##
2024-07-042024-07-041911610.31573/jv.v19i1.780Design Models of Equipment Vapor Compression Refrigeration Cycle To Support Practicum Heat Engine And Fluid Engineering
https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/vokasi/article/view/781
<p>The learning method acts as an educational facility that functions to convey <em>learning</em> material to achieve learning goals. It takes creativity from lecturers and those responsible for the teaching and learning process, especially practicum.</p> <p>The <em>results</em> of the study entitled Design Models of Equipment Vapor Compression Refrigeration Cycle To Support Practicum Heat Engine And Fluid Engineering Subject produce a model of a practicum tool that can be used to carry out some practicum contents for refrigeration engines. This model of Vapor Compression Refrigeration Cycle can do several practicums in a refrigeration machine, namely looking for COP from a refrigeration machine, installing a refrigeration machine, incubating a refrigeration machine, pumping down a refrigeration machine and filling in a refrigerating machine.</p> <p><strong><em>Keyword</em></strong><strong><em>s</em></strong><strong>: Model tools, Vapor Compression, Practicum</strong></p>Hadimi MikrajJoni RahmadiDina MarlinaRusadi RusadiEdi Karyadi
##submission.copyrightStatement##
2024-07-042024-07-0419171510.31573/jv.v19i1.781Pedestrian Catchment Area Pada Lingkungan Kampus Politeknik Negeri Pontianak
https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/vokasi/article/view/782
<p><strong><em>Abstract</em></strong><em>: </em>Pedestrian paths in Pontianak City are increasingly showing improvement, especially in the city center area where human movement is increasingly busy with various kinds of activities taking place there. Roads as the basic element that forms an area are one of the easiest urban public spaces to observe to understand the characteristics of an area. Actors who travel on the sidewalk face various obstacles and goals they want to achieve during their journey. Walking here is a means to fulfill the need for face-to-face interaction that exists in urban activities. With the uncontrolled growth of urban areas, the development of public spaces for pedestrians is somewhat burdened. Most cities allow citizens to access basic services and needs in walkable areas. Pontianak itself is still dominated by a high number of vehicle users and this is not accompanied by efforts to increase pedestrian comfort. This research aims to determine the obstacles faced by pedestrians, especially in the Pontianak State Polytechnic (Polnep) campus area by measuring the total area that can be passed by pedestrians and assessing pedestrian paths by assessing roads and highways in pedestrian catchment areas. feet at every intersection. . The research method used is a non-probability sampling method, namely an accidental sampling technique to calculate the pedestrian catchment area on the Polnep campus to determine the total pedestrian catchment area that is still comfortable to walk through. By measuring the distance between two nodes by navigating the street layout, urban morphology can impact the measurement of the ratio of route distance to urban distance. The analytical method used in this research is qualitative and quantitative descriptive analysis. Qualitative descriptive analysis is used to describe the results of observations and interpretation of quantitative data presented in tabular form. Meanwhile, the quantitative descriptive analysis method is used to measure or assess user perceptions of walkability quality based on the walkability aspects studied, namely accessibility, comfort, safety and aesthetics. The results and findings of the analysis at the Pontianak State Polytechnic Campus show that Accessibility (A), Security (SAF), Comfort (COM), and Aesthetics or Beauty (AES) have a partial and significant effect on Walkability. The conclusion can be proven through the results of the T test (partial) where the calculated T value for each variable is greater than the T table and the significance value for each variable is <0.05.</p>Palupi IkayantiAndi Z ZulestariNunik Hasriyanti
##submission.copyrightStatement##
2024-07-042024-07-04191162610.31573/jv.v19i1.782Analisis Produktivitas Produksi Tempe menggunakan Metode Objective Matrix (Omax) dan Traffic Light System (TLS)
https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/vokasi/article/view/667
<p>Pengukuran produktivitas penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat produktivitas dari proses bisnis yang telah dijalankan oleh perusahaan, apakah terjadi peningkatan atau penurunan. Untuk pengukuran produktivitas parsial metode yang dapat digunakan adalah metode <em>Objective</em><em> </em><em>Matrix</em><em> </em>(Omax) sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas produksi dapat mengunakan metode <em>Traffic Light System </em>(TLS). Oleh karena itu peneliti menggunakan Metode Objective Matrix dan Traffic Light System (TLS) supaya dapat mengukur produktivitas dengan menilai hasil akhir pada setiap bagian perusahaan secara objektif. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui nilai indeks produktivitas terhadap performasi sebelumnya pada bulan Januari – Juni 2023 Tempe Asli Hidup Bahagia Pontianak dan Mengetahui faktor-faktor apasaja yang mempengaruhi produktivitas produksi Tempe Asli Hidup Bahagia Pontianak pada bulan Januari – Juni 2023. Hasil dari penelitian ini adalah nilai indeks produktivitas terhadap performasi sebelumnya kenaikan paling tinggi terjadi pada bulan April dengan nilai 31% dan penurunan paling rendah terjadi pada bulan Febuari dengan nilai -9%. Faktor paling berpengaruh terhadap penurunan produktivitas pada pada UMKM Tempe Asli Hidup Bahagia Pontianak adalah kriteria hari kerja karyawan, kriteria jam operasional mesin, kriteria bahan bakar kayu.</p>Cici CiciTh. Candra Wasis Agung SutignyaRevi Sesario
##submission.copyrightStatement##
2024-07-042024-07-04191273310.31573/jv.v19i1.667Analisis Nilai Termal Selubung Bangunan (OTTV) Pada Bangunan Gedung Direktorat Politeknik Negeri Pontianak sebagai Indikator Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau menggunakan Building Compliance Form V3.0
https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/vokasi/article/view/783
<p>Kebijakan pemerintah dalam mengurangi emisi karbon diantaranya adalah dengan mengeluarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau. Salah satu kriteria penilaian dalam Bangunan Gedung Hijau berdasarkan Petunjuk Teknis Penilaian Bangunan Gedung Hijau adalah OTTV dan WWR. Kedua kriteria ini menjadi poin yang penting dalam kategori penilaian Efisiensi Penggunaan Energi pada bagian Selubung Bangunan. OTTV yang disyaratkan pada Bangunan Gedung Hijau tidak boleh lebih dari 35 Watt/m2. Sedangkan untuk WWR kurang dari 30%. Politeknik Negeri Pontianak sebagai institusi Pendidikan milik pemerintah juga memiliki bangunan gedung yang diharapkan dapat memenuhi standar Bangunan Gedung Hijau. Oleh karena itu perlu dilakukan penyelidikan awal dalam bentuk penelitian terhadap kriteria OTTV dan WWR pada bangunan-bangunan gedung utama di kampus Politeknik Negeri Pontianak. Sebagai obyek penelitian dipilih bangunan Gedung Direktorat Politeknik Negeri Pontianak. Tahapan dan metode penelitian dilakukan yaitu dengan mengumpulkan data berupa gambar bangunan dan kondisi termal ruangan. Dilanjutkan dengan proses analisis dengan spreadsheet Building Compliance Form v3.0 dan hasilnya akan dilakukan pembahasan. Dari penelitian ini diperoleh hasil kondisi existing Gedung Direktorat Politeknik Negeri Pontianak mempunyai nilai OTTV sebesar 37,65 Watt/m2 dan WWR sebesar 34,28%, dimana keduanya masih belum memenuhi standar 35 Watt/m2 untuk OTTV dan 30% untuk WWR. Walaupun demikian, dengan pengubahsuaian yang dilakukan dengan penambahan shading horizontal dan pengurangan luasan bidang kaca pada bagian tower, maka bisa didapatkan nilai OTTV sebesar 31,22 W/m<sup>2</sup> dan nilai WWR sebesar 29,12%. Sehingga nilai tersebut bisa memenuhi standar dan mendapatkan poin penuh untuk kategori efisiensi energi. Dampak lainnya adalah Gedung Direktorat Politeknik Negeri Pontianak sebagai Bangunan Gedung Negara setelah dilakukan tindakan pengubahsuaian dapat diusulkan untuk mengambil sertifikat Bangunan Gedung Hijau.</p> <p> </p>Taufik WibowoYudiarma YudiarmaAri Fitriyanto
##submission.copyrightStatement##
2024-07-042024-07-04191345410.31573/jv.v19i1.783