MANFISH JOURNAL https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/manfish en-US risko.ikp@gmail.com (Risko, S.Si., M.Si) ypputra@polnep.ac.id (Yuda Perdana Putra, S.Si.,M.Sc) Sat, 01 Apr 2023 00:00:00 +0700 OJS 3.1.0.1 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Pengaruh Warna Lampu dan Waktu Penangkapan Pada Alat Tangkap Bagan Tancap di Perairan Teluk Cina Kalimantan Barat https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/manfish/article/view/539 <div style="background-color: #e6e7e9; border: 1px solid #1; border-radius: 4px; text-align: justify; padding: 10px;"> <p>Kalimantan Barat memiliki potensi lestari sumberdaya perikanan ± 485.000 ton per tahun. Potensi sumberdaya ikan tersebut yang belum dimanfaatkan sebesar 87,32 % atau sebesar 423.498 ton. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh perbedaan warna lampu dan waktu penangkapan terhadap hasil tangkapan ikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percoban penangkapan langsung di lapangan dengan menggunakan warna lampu yang berbeda yaitu lampu berwarna hijau, kuning dan merah, yang dioperasikan pada selang waktu setiap tiga jam (18.30-21.30, 22.00-01.00 dan 01.30-04.30). Hasil tangkapan terbanyak dan terbaik dihasilkan oleh lampu berwarna hijau yaitu sebesar 5.3 kg (40.46 %) pada kisaran waktu 18.30 – 21.30 WIB. selanjutnya hasil tangkapan terbanyak dan terbaik dihasilkan oleh lampu berwarna kuning pada kisaran waktu 01.30 – 04.30 WIB yaitu sebanyak 17.4 kg (21.35 %), kemudian hasil tangkapan terbanyak dan terbaik dihasilkan oleh lampu berwarna merah sebesar 6.2 kg (39.49 %) pada kisaran waktu 22.00 – 01.00 WIB. Hasil analisis sidik ragam bagan tancap berdasarkan perlakuan warna cahaya lampu dan waktu penangkapan memperlihatkan bahwa nilai F hitung 3.94 ** &lt; dari nilai F tabel (0.05) ; (4.28) dan (5.68). Hasil tersebut menunjukan bahwa perbedaan penggunaan warna cahaya lampu dan waktu penangkapan pada bagan tancap tidak berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 0.01 % dan 0.05 %.</p> </div> Ho Putra Setiawan, Rasidi Rasidi, Frangky Tumion, Jumadi Sudarso ##submission.copyrightStatement## https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/manfish/article/view/539 Fri, 31 Mar 2023 00:00:00 +0700 Pemetaan Perubahan Tutupan Lahan Hutan Mangrove di Kawasan Balikpapan Barat https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/manfish/article/view/491 <p>Ekosistem mangrove yang ada terus mengalami perubahan selama 20 tahun terakhir. Perubahan ini perlu dipetakan untuk mengetahui letak dan luasan perubahan mangrove di Balikpapan Barat dari tahun 2009 hingga 2015. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan tutupan lahan pada hutan mangrove di kawasan Balikpapan Barat periode 1995-2015. Penelitian ini menggunakan data Penginderaan Jauh yaitu Citra Satelit Landsat 5, Landsat 7 <em>Enhanced Thematic Mapper</em> (ETM+) dan Landsat 8 <em>Operational Land Imager</em> (OLI). Sebaran tutupan lahan mangrove dipetakan secara digital melalui interpretasi citra satelit Landsat 5, Landsat 7 <em>Enhanced Thematic Mapper</em> (ETM+) dan Landsat 8 <em>Operational Land Imager</em> (OLI) menggunakan metode <em>Supervised Classification.</em> Hasil interpretasi tersebut kemudian dipetakan (<em>layout</em>) untuk memberikan informasi agar lebih mudah dibaca dan dipahami. Hasil klasifikasi ini kemudian diuji akurasi lapangan untuk mengetahui dimana terjadi perubahan, pola perubahan dan faktor-faktor penyebab perubahan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan tutupan lahan hutan mangrove/konversi hutan mangrove dari tahun 1995 ke tahun 2015 menjadi vegetasi non-mangrove sebesar 6,97 ha, konversi lahan hutan mangrove menjadi lahan terbuka sebesar 3,44 ha, konversi lahan Lahan hutan mangrove menjadi pemukiman seluas 16,72 ha dan konversi lahan hutan mangrove menjadi badan air seluas 11,40 ha. Perubahan mangrove yang terjadi memiliki pola acak (penyebaran tidak merata) akibat meningkatnya faktor pertumbuhan manusia dan alih fungsi lahan menjadi tambak.</p> Yossy Sihaloho, Abdunnur Abdunnur, Dewi Embong Bulan ##submission.copyrightStatement## https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/manfish/article/view/491 Sat, 01 Apr 2023 11:13:52 +0700 Efisiensi Pemberian Pakan Pada Usaha Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Pola Tambak Intensif Pusat Unggulan Teknologi (PUT) Politeknik Negeri Pontianak di Mempawah https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/manfish/article/view/483 <p><em>Vannamei shrimp have many advantages ranging from high prices, fast growing and disease resistance. Feed is a very important factor in vaname shrimp culture because it absorbs 60-70% of the total operational costs, so feeding needs to be considered, especially its efficiency. The purpose of this study was to determine the feed conversion ratio (FCR), the level of efficiency of the use of packs (EP) and the survival (SR) of vannamei shrimp in enlargement efforts with intensive pond patterns at the Center for Excellence in Technology (PUT) Pontianak State Polytechnic in Mempawah. The research method used in this research is descriptive method. The data collection technique carried out in this study was to observe the amount of feed remaining on the anco (in %) of the amount of feed given at each feeding to determine Feeding Efficiency (EP), Feed Conversion Ratio (FCR) and Survival Rate (SR). The FCR value of A1 and A2 ponds has the same value, namely 1.3. Feed efficiency in A1 ponds is 74.6%, while in A2 ponds it is 77.2%. The highest SR value is in pond A2 with a value of 81.5% compared to pond A1 with a value of 75.0. Based on the results obtained, the vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) enlargement business at the Pontianak State Polytechnic Center for Technology (PUT) in Mempawah which shows the best, feasible and efficient results is in A2 ponds</em></p> Muhammad Idham Shilman, Suparmin Suparmin, Fadly Irmawan, Budiman Budiman ##submission.copyrightStatement## https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/manfish/article/view/483 Sat, 01 Apr 2023 17:48:07 +0700 Pengamatan Suhu Permukaan Laut Melaui Citra Satelit Pada Pengoperasian Alat Tangkap Purse Siene di KM. Cemara Laut Indah II Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pemangkat https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/manfish/article/view/549 <p>Dalam pengoprasian alat tangkap purse siene di KM. Cemara Laut Indah II terdiri dari 2 tahap yaitu setting dan hauling.&nbsp; Setting alat tangkap purse siene di&nbsp; KM. Cemara Laut Indah II, pertama untuk menurunkan skiftboat dibantu oleh 5 orang ABK, lalu 1orang ABK mematikan seluruh lampu di kapal induk kemudian pelampung tanda diturunkan oleh 2 orang ABK dan setelah itu nakhoda akan kapal melingkarkan jaring. Pada saat hauling 1 orang ABK akan menyinari dengan cahaya senter dan 1 orang ABK mengangkat pelampung tanda, setelah itu menarik tali kerut dengan mengunakan gardan yang dilakukan 1 orang ABK menarik di bagian kiri kapal dan 1 orang ABK lagi menarik di bagian kanan kapal, lalu 4 orang ABK membantu untuk menaikan pemberat dan 1 orang ABK mengangkat pemberat dengan gardan, 2 orang ABK akan melespakan tali pemberat dari tali ris bawah setelah itu pemberat akan disusun di tempat pemebrat. Kemudian masukan tali ris bawah dan atas ke dalam power block setelah itu tali ris bawah di susun di bagian depan kapal dan tali ris atas yang menyatu dengan pelampung disusun pada bagian buritan kapal. Suhu permukaan laut di perairan subi berkisar 29<sup>o</sup>C - 30<sup>o</sup>C. Dengan suhu terendah suhu permukaan laut di perairan subi adalah 29<sup> o</sup>C dan suhu tertinggi 30<sup> o</sup>C. Suhu permukaan laut yang didapat dari citra satelit di kisaran 29,23<sup> o</sup>C – 30,375<sup> o</sup>C. Pada suhu 29<sup>o</sup>C memiliki perbedaan suhu sebesar 0,23<sup>o</sup>C sampai dengan 0,99<sup>o</sup>C dan pada suhu 30<sup>o</sup>C perbedaan suhu sebesar 0,01<sup>o</sup>C – 0,33<sup>o</sup>C. Perbedaan suhu permukaan laut di perairan subi dan suhu permukaan laut melalui citra satelit adalah 0,01<sup>o</sup>C – 0,99<sup>o</sup>C. Pada suhu 29<sup>o</sup>C - 30<sup>o</sup>C ikan tangkapan yang dominan pada alat tangkap purse siene di KM. Cemara Laut Indah II adalah ikan layang sebesar 49% dan ikan mata besar sebesar 33%, dan ikan yang paling sedikit tertangkap adalah ikan bawal dan cumi sebesar 1%.</p> Ahijrah Ramadhani ##submission.copyrightStatement## https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/manfish/article/view/549 Mon, 03 Apr 2023 00:00:00 +0700 Mutu Hedonik dan Cemaran Mikrobiologi Olahan Sambal Ikan Tongkol Asap (Euthynnus afinnis) dengan Kemasan Retort Pouch https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/manfish/article/view/551 <p>Ikan tongkol (<em>Euthynnus affinis</em>) memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai produk sambal ikan asap. Upaya diversifikasi olahan ikan tongkol dilakukan dengan aplikasi asap cair kemudian diolah menjadi sambal ikan tongkol dalam kemasan retort pouch. Penggunaan kemasan retort pouch akan meningkatkan daya awet dari produk tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengaplikasikan teknologi pengalengan sambal ikan tongkol asap dengan kemasan <em>retort pouch</em>, menganalisis mutu hedonik dan mengalisis cemaran mikrobiologi yang ada pada produk tersebut. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode perendaman ikan tongkol dalam larutan asap cair 5% selama 5 menit. Ikan tongkol selanjutnya diolah menjadi sambal ikan dengan dua varian yaitu sambal balado dan sambal rica-rica. Produk disterilisasi dalam kemasan <em>retort pouch</em> pada suhu 121<sup>o</sup>C selama 20 menit, kemudian disimpan hingga 2 bulan. Penelitian dilakukan dalam dua kali ulangan. Parameter mutu produk diukur dengan&nbsp; uji hedonik, cemaran ALT, <em>E.Coli</em> dan Salmonella. Data mutu dianalisis secara deskriptif kualitatif. Penelitian akan menghasilkan produk tepat guna sambal ikan tongkol asap siap saji (<em>ready to eat</em>) yang memiliki mutu dan daya awet lebih baik dibandingkan dengan produk yang dikemas konvensional. Tingkat kesiapterapan teknologi (TKT) dari penelitian terapan ini adalah pada TKT 6 yaitu demonstrasi model/<em>prototype</em> pada lingkungan yang relevan</p> Lukas Wibowo Sasongko, Aloysius Masi ##submission.copyrightStatement## https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/manfish/article/view/551 Mon, 10 Apr 2023 09:21:42 +0700 Kemunduran Mutu Fisik Dendeng Cumi-Cumi (Loligo Sp) Dengan Berbagai Jenis Kemasan (Standing Pouch, Cup Dan Plastik) https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/manfish/article/view/460 <p>Dendeng is a semi-wet form of food which is usually made of meat or fish, thin and wide, seasoned and dried. The processing is by soaking the raw materials into the spices for about one day and then putting it in the oven. This study aims is to describe duration of the squid jerky in some packages thourgh the scoring test of squid jerky with various types of packaging, namely Standing Pouch, Cup and Plastic. The results of the scoring test show that the deterioration of quality by means of the scoring test can be seen on the 55th day with a value of 3.11 in the Cup packaging, 2.96 Standing Pouch packaging and 3.52 Plastic packaging and until the 70 the day with a value of 1.76 in the Cup packaging. 1.67 Standing Pouch packages and 1.41 Plasik packages.</p> Leni Lasmi, Tri Wahyuni ##submission.copyrightStatement## https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/manfish/article/view/460 Mon, 17 Apr 2023 10:59:46 +0700 Kebiasaan Makanan Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) di Perairan Selat Sunda https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/manfish/article/view/554 <p><em>Fringescale sardinella is a small pelagic fish in the Sunda Strait which has important ecological value. Studying fish food habits is basically to determine the quality and quantity of fish food and the ecological relationship in the tropic level. The aims of this research were to examine the food habits of fringescale sardinella in the Sunda Strait which includes the composition of the type of food, the area of ​​the niche and the overlap of the food niches. Sampling Sampling was conducted from the catch of fishermen who landed at Labuan Coastal Fishing Port, Banten. Fish samples taken during the study consisted of 620 males and 321 females. The results showed that the highest IP value was in the Thalassiothrix frauenfeldii organism, both in male (55%) and female (54%), so that Halassiothrix frauenfeldii which is a class of Bacillariophyceae was the main food for fringescale sardinella, the largest area of ​​food niches is in male was in the medium size class of 9,0028, while the largest area of ​​food niches in female was in the small size class of 8,9609, the largest overlap value of male and female food niches is in the small fish size group (101-129 mm ) with the medium fish size group (130-158 mm) were 0,9062 and 0,8105 respectively.</em></p> Nidya Kartini ##submission.copyrightStatement## https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/manfish/article/view/554 Fri, 28 Apr 2023 00:25:40 +0700 Ekstraksi Enzimatik Kitin dan Kitosan dari Limbah Udang https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/manfish/article/view/555 <p><span lang="EN-US">Chitin is a biopolymer that compiles the shells of insects and crustaceans and the cell walls of fungi, diatoms, bacteria, and algae, while chitosan is chitin derivate.&nbsp;Both of the products have essential roles in various industrial fields. Chitin and chitosan are often produced chemically from shrimp waste (head and the shell). However, chemical residues and poor product characteristics are the weaknesses of this method. Another alternative method is to extract the products enzymatically.</span>&nbsp;<em>Products with better and more specific results and more environmentally friendly processes but have longer processing times at higher costs are the considerations of the enzymatic method. This review focuses on the enzymatic extraction of chitin and chitosan from shrimp shells, including the development and challenges of the process.</em>&nbsp;<em>Chemically and enzymatically, chitin extraction consists of pre-treatment, demineralization, and deproteinization stages, followed by deacetylation to obtain chitosan. Enzymatic shrimp waste demineralization is mainly through a fermentation process using lactic acid bacteria while deproteination with bacteria or protease enzymes. Enzymatic deacetylation of chitin uses enzymes or microbial strains that produce chitin deacetylates. So far, microbial strains or enzyme and fermentation conditions that can extract shrimp waste into chitin with reasonable effectiveness have been found. Moreover, the by-products of enzymatic extraction are rich in high-quality protein, carotenoids (especially astaxanthin), and minerals (especially calcium).</em></p> Kristina Novalina Nainggolan ##submission.copyrightStatement## https://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/manfish/article/view/555 Fri, 28 Apr 2023 00:31:08 +0700